The Anthem of The Heart (Kokoro ga Sakebitagatterunda)

16 Oktober 2024 di Anime oleh Amelia Zahara9 menit

The Anthem of The Heart (Kokoro ga Sakebitagatterunda)

Kali ini dengan effort anak muda yang menggelora, punya banyak waktu sekali untuk menyelesaikan tantangan, bukan tantangan sih tepatnya sebuah permintaan (request) dari seseorang pecinta anime sebut saja dia, Si Cung. Beberapa hari lalu si Cung sedikit memaksa untuk menonton anime dengan judul yang telah disebutkan, juga dengan link download yang telah dia berikan. Oke baik, jiwa muda ini mnggelora tantangan diterima.

Anime kali ini masih dikerjakan oleh staf yang sebelumnya bekerja pada seri anime, Anohana (the flower we saw that day). Dan si Cung juga bilang kalau ini anime diproduksi oleh produksi terbaik di Jepang. Kalau aku tidak salah, anime ini diproduksi oleh A-1 Picture. Dengan judul The Anthem Of the Heart (Kokoro ga Sakebitagatterunda). Yang sudah dirilis di bioskop Jepang sejak 19 September tahun 2015 lalu. Informasi lebih lanjut bisa searching sendiri.

Cerita anime ini mengambil latar di sebuah kota di Jepang bernama Chichibu, di mana cerita berpusat pada seorang gadis muda bernama Jun Naruse. Dia adalah seorang gadis yang dikenal sebagai tukang celoteh, selalu mengungkapkan apapun yang dia kehendaki. Dia selalu bermimpi untuk dapat diundang hadir ke sebuah kastil yang ada di atas gunung yang ia anggap sebagai istana dan berharap bisa berdansa di sana bersama pangeran tampan, yang kastil tersebut sebenarnya merupakan hotel cinta.

Suatu hari, ketika ia tanpa sengaja datang ke hotel tersebut, ia melihat ayahnya bersama seorang wanita lain baru saja keluar dari hotel tersebut. Ia kemudian menceritakan hal itu kepada ibunya, dan akibatnya kedua orang tuanya bercerai. Ibunya memaksa ayahnya untuk meninggalkan rumah dan ketika Jun ingin mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya, ayahnya menyalahkan Jun atas perceraian tersebut.

Hal ini membuat Jun sedih. Saat ia menangis, sebuah peri telur muncul dan menutup rapat mulutnya, mengunci kemampuan berbicaranya sehingga ia tidak bisa lagi melukai orang lain dengan kata-katanya.

“Pangeran Jun tidak mungkin licin dan bau kentut sepertimu!” (Jun)

“Duh, dasar gadis berlidah tajam. Kamu benar-benar cerewet ya!” (Tamago)

Cerita ini kemudian maju ke beberapa tahun ke depan, ketika Jun sudah mulai menjalani masa-masa di sekolah menengah atas. Akibat kutukan, Jun tidak dapat berbicara maupun mengungkapkan perasaannya dengan lantang. Guru wali kelasnya, Kazumi Jōshima, kemudian mendaftarkannya menjadi anggota Komisi Bakti Sosial bersama dengan tiga orang lainnya, Takumi Sakagami, Natsuki Itō, dan Daiki Tazaki.

Daiki dengan tegas menolak, diikuti oleh Jun yang untuk pertama kalinya menyuarakan keberatannya setelah sejak sekian lama ia tidak pernah mengeluarkan suara, yang kemudian membuatnya merasakan sakit pada perutnya. Ketika Jun pergi ke ruang komisi untuk menolak keanggotaannya secara sopan, ia mendengar Takumi yang sedang menyanyi dan terpukau.

“Dia melihatnya. Dia melihat jauh kedalam lubuk hatiku.” (Jun)

Kemudian Jun, memberitahu Takumi mengenai masa lalunya dan memintanya untuk mengubah kata-katanya menjadi sebuah lagu, dengan menganggap bahwa kutukan tersebut tidak berlaku saat ia bernyanyi.

“Cerita hari ini apa kau mempercayainya? Menurutmu apa perasaan bisa disampaikan lewat lagu? Perutku mulai melilit lagi, Aku mau pulang”. (Jun)

Sementara itu, Daiki yang tertekan karena tidak dapat bergabung dengan regu bisbolnya akibat cedera yang sedang ia alami, ia diyakinkan oleh rekan seregunya untuk menjadikan Natsuki sebagai pacarnya karena sudah menjadi tradisi bagi kapten regu bisbol untuk berpacaran dengan kapten tim pemandu sorak. Namun Natsuki mengungkapkan bahwa sebenarnya ia sedang mendekati orang lain.

“Tidak bisa, sebenarnya aku punya pacar”. (Natsuki)

“Eh, siapa?” (Daiki)

“Rahasia”. (Natsuki)

“Terus sudah berapa lama kau pacaran sama Sakagami? Apa kau pernah ke istana sama dia?” (Daiki)

“Pegangan tangan saja belum pernah”. (Natsuki)

“Hah!” (Daiki)

“Lagian aku juga tidak tahu nomor hapenya”. (Natsuki)

“Apa itu bisa dihitung pacaran?” (Daiki)

“Apa pedulimu”. (Natsuki)

“Kalau kamu memang ingin mengisi waktu, mending bantu kegiatan himpunan, masih banyak yang harus dipersiapkan. Jadi mending pakai waktu longgarmu untuk bantu-bantu”. (Natsuki)

Jun, Takumi, dan Natsuki memutuskan untuk mengadakan pertunjukan musikal, hal yang ditolak oleh Daiki saat mengejek Jun karena tidak dapat berbicara. Namun, Jun membantah pernyataan tersebut dengan bernyanyi di depan kelas. Sontak, seluruh seisi kelas terpukau dan takjub, ternyata Jun memiliki suara yang manis. Mulai dari setelah itu, mereka semakin yakin memutuskan membuat pertunjukan berdasarkan pengalaman Jun dalam bentuk dongeng. Kesepakatan ini berdasarkan hasil diskusi bersama membahas pertunjukan tersebut. Ditambah lagi, Jun pandai dalam menulis skenario.

Daiki bertengkar dengan rekan seregunya yang kemudian dihentikan oleh teriakan Jun sehingga mengakibatkan perut Jun kembali sakit. Namun, hal ini membuat Jun menjadi semakin dekat dengan Takumi, Natsuki, dan Daiki.

“Sudah cukup! Jangan se-enaknya menyuruh orang lain untuk pergi! Kata-kata itu bisa menyakiti orang lain! Dan kita tidak akan..pernah bisa dibetulkan lagi! Sekalipun kamu sudah menyesal, semua tidak akan bisa dibetulkan lagi!” (Jun Naruse)

“Naruse? Kau baik-baik saja?” (Takumi)

“Apanya?!” (Jun Naruse)

“Kok, malah balik tanya?” (Takumi)

Dibagian ini sebenarnya lucu XD akhirnya Taku dimarah sama Naruse, apalagi dengan ekspresi Taku XD kapok

Mereka Salah memahami kepedulian Takumi terhadap Jun, mereka menganggap kalau Takumi jatuh cinta terhadap Jun. Kemudian Natsuki memberitahu Takumi bahwa dia akan tetap menyemangati mereka, tanpa mempedulikan perasaannya sendiri pada Takumi.

“Sepertinya aku bisa sedikit paham dengan perasaan Naruse. Soalnya, aku juga punya hal yang tidak bisa kuutarakan. Waktu di SMP dulu, waktu kamu menghadapi masalah terberat dalam hidupmu, aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, padahal aku ini pacarmu. Tapi aku, ragu dengan hubungan kita. Tadi aku benar-benar tertusuk, sama apa yang dikatakan Naruse tentang, “kata-kata bisa menyakiti orang lain”. (Natsuki)

“Kalau masalah dulu, itu memang sikap yang wajar buat anak SMP. Lagian aku ini culun, dan tidak cocok banget buatmu”. (Takumi)

“Jangan bilang begitu! Dalam keadaan apapun kamu tidak pernah mengeluh! Kamu juga penuh perhatian! Selalu membantu siapapun yang sedang kesulitan! Terus jugaa…” (Natsuki)

“Terimakasih”. (Takumi)

“Sama-sama”. (Natsuki)

“Tapi beda lagi dengan Naruse, walau dia kelihatan sangat tersiksa, tapi dia tetap terus meng-ekspresikan kata-kata yang bergejolak dihatinya. Waktu aku melihatnya…aku ngomong apa, sih? Yah, aku jadi ingin menyemangatinya”. (Takumi)

“Sakagami, apa perasaanmu pada Naruse itu…” (Natsuki)

“Ada apa?” (Takumi)

“Aku juga akan menyemangati kamu dan juga Naruse!” (Natsuki)

“Kenapa aku juga?” (Takumi)

“Soalnya kamu sudah membangkitkan jiwa pemandu sorak dalam diriku!” (Natsuki)

“Apaan coba.” (Takumi)

Besoknya, Daiki memohon maaf kepada rekan seregunya, berjanji bahwa dia akan menjadi kapten yang lebih baik dalam regu dan bermain bersama mereka kembali setelah dirinya pulih. Daiki juga sangat antusias dengan acara penjangkauan musikalisasi. Dan disaat itu juga Daiki memohon maaf pada Naruse dan meminta teman-temannya untuk ikut andil dalam acara pementasan ini.

“Dalam musikal itu, keajaiban bisa terjadi dimanapun dan kapanpun, lho.” (Kazumi)

Jun mulai memiliki rasa kepada Takumi, dan Daiki juga mulai memiliki rasa kepada Jun. Daiki kemudian menanyakan Takumi mengenai hubungannya dengan Natsuki, karena Daiki telah mendengar cerita bahwa Takumi dan Natsuki pernah berpacaran saat di sekolah menengah pertama, namun pada waktu itu Takumi pernah menyangkalnya ketika ditanya oleh teman sekelasnya apakah mereka memang berpacaran.

Mereka kerap menghabiskan waktu bersama untuk mempersiapkan pertunjukan musikal. Takumi dan Jun terlihat begitu amat sangat dekat, bahkan Takumi juga menceritakan kehidupan pribadinya pada Jun. Yang ternyata Takumi juga mengalami hal sama dengan Jun. Takumi juga memiliki orang tua yang telah berpisah akibat perceraian. Takumi ditinggal oleh orang tuanya yang sudah berpisah dan sibuk bekerja, sebab itu Takumi diasuh oleh kakek dan neneknya. Takumi hanya bertemu ayahnya setiap satu tahun sekali. Bakat bermain piano Takumi diwariskan oleh ayahnya.

Malam setelah latihan bersama dirumah Takumi, Jun dan Daiki pulang bersama. Disepanjang jalan Daiki bercerita banyak soalan kekagumannya dengan antusias teman-temannya. Selama perjalanan, Jun juga bertanya beberapa hal konyol pada Daiki. Dibagian ini Jun terlihat begitu kawaii.

“Aku juga tidak pernah memperhatikan sekelilingku.” (Jun)

Di malam sebelum pertunjukan, Takumi menanyakan Natsuki mengenai laki-laki yang saat ini ia pacari, dan berujung pada Natsuki menyampaikan bahwa yang ia pacari sebenarnya tak lain adalah Takumi sendiri, sebelum ia menuduhnya telah jatuh cinta kepada Jun. Takumi menyampaikan bahwa meskipun dia peduli, tidak berarti dia jatuh cinta kepada Jun, dan dia juga selalu menyesal karena tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Natsuki meskipun dirinya telah mengetahui perasaan Natsuki kepadanya pada waktu itu. Tanpa sepengetahuan mereka, Jun mendengar percakapan mereka.

“Hei, kenapa sikapmu belakangan ini aneh?” (Takumi)

“Dimananya?” (Natsuki)

“Ya kelihatan kok…” (Takumi)

“Terus kenapa?!” (Natsuki)

“Kau pasti punya pacar, ‘kan?” (Takumi)

“Kenapa bisa tahu?” (Natsuki)

“Aku dengar dari Daiki kemarin”. (Takumi)

(Nito menangis)

“Nito? Eh kau, kau menangis?” (Takumi)

“Sudah sana! Sudah sana!” Cepat taruh/letakkan dan pergilah ke..pelukan Naruse!" (Natsuki)

“Eh, kenapa bawa-bawa Naruse?” (Takumi)

“Habisnya, kau cinta sama Naruse, kan?” (Natsuki)

“Se-sebentar, kenapa malah jadi kesitu?! Bukan berarti aku cinta sama Naruse!” (Takumi)

“Habisnya kamu selalu memikirkan dia, kan?!” (Natsuki)

“Ya, aku memang sering memikirkan dia! Itu karena Naruse selalu berusaha keras, maka dari itu aku ingin menyemangatinya!” (Takumi)

“Itu sama saja seperti cinta kan?” (Natsuki)

“Sudah ku bilang, bukan! Kenapa kau bisa seenaknya saja memutuskan perasaan orang lain sih”. (Takumi)

“Aku mana tahu. Aku mana tahu perasaanmu!” (Natsuki)

“Kau mana tahu yang ku pikirkan, kalau aku tidak mengatakannya secara langsung. Aku selalu menyesalinya. Di hari itu, pas kau mencoba mengulurkan tanganmu. Padahal aku sudah tahu, tapi tetap saja aku tidak bisa melakukan apa-apa. Itulah alasannya setiap kali melihat kerja keras Naruse, aku juga berfikir buat tidak diam—” (Takumi)

“Bagiku hubungan kita semakin samar sejak kejadian itu. Tapi aku sudah cukup bahagia dengan hal itu, seandainya kutanyakan secara langsung. Mungkin sattus yang sudah samar ini akan benar-benar berakhir”. (Natsuki)

“Jadi maksudnya…pacar yang kau maksud itu…” (Takumi)

“Tapi harusnya bukan begitu caraku menghadapinya. Karena sekarang sadar sudah salah langkah, makanya aku putuskan untuk menyemangatimu”. (Natsuki)

Karena patah hari, Jun lari dan bertemu kembali dengan telur peri yang memberitahukan bahwa dirinya telah memperburuk kutukan tersebut dengan mencoba mengungkapkan perasaannya kepada Takumi.

Jun tidak tampil pada hari pertunjukan, membuat Natsuki menggantikan peran Jun, sementara Takumi mencari Jun dengan penuh ketakutan. Takumi menemukan Jun di hotel cinta yang telah ditutup tersebut, dan terkejut mendapati bahwa Jun bisa berbicara dengan normal. Jun dengan marah mengungkapkan apa yang dia rasakan kepada Takumi, sedangkan Takumi memberitahukan bahwa alasan Jun tidak dapat menyampaikan kata-katanya adalah bukan karena kutukan telur peri namun karena ketakutan yang ada pada dirinya sendiri.

“Aku benar-benar tidak tahu harus apa!” (Jun)

“Jun Naruse!” (Takumi)

“A-apa?” (Jun)

“Kau punya suara yang manis, yaa.

“Keluarkan kecerewetanmu. Utarakan semua yang ada dihatimu. Luapkan semuanya kearahku.” (Takumi)

“Me-mangnya dari tadi kamu itu tuli?! Mana mungkin aku bisa melakukannya. Kata-kata itu, bisa menyakiti orang lain!” (Jun)

“Kau boleh menyakitiku. Aku rela disakiti. Aku ingin dengar semua yang ada dihatimu. Naruse!” (Takumi)

“Kalau begitu sekarang aku akan mulai menyakitimu. MUKAMU JUGA TIDAK GANTENG-GANTENG AMAT!” (Jun)

“Terus?” (Takumi)

“Aku sudah kehabisan kata-kata.” (Jun)

Ingin mendengar suara Jun lebih banyak, Takumi mengizinkan Jun untuk mengeluarkan semua kemarahan dan rasa frustasinya hingga Jun merasa puas. Jun juga mengungkapkan rasa sukanya kepada Takumi, namun Takumi menyampaikan bahwa dirinya masih cinta kepada Natsumi. Jun pun mengatakan bahwa dirinya sudah tahu mengenai hal tersebut. Takumi kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Jun karena sebelum dirinya bertemu Jun, dia tidak dapat selalu mengungkapkan apa yang benar-benar dirasa olehnya, dan hanya pergi begitu saja bersama yang lain. Hal ini meyakinkan Jun untuk kembali tampil dalam pertunjukan musikalnya.

Jun dan Takumi tiba tepat sebelum adegan terakhir, membuat Jun dapat menyanyikan dan mengungkapkan perasaannya di depan ibunya yang akhirnya memahami apa yang selama ini dialami oleh Jun. Ketika pertunjukan berakhir, Jun menyadari bahwa telur peri tersebut sebenarnya bukan apa-apa melainkan hanya sebuah imajinasi yang dia ciptakan sendiri sehingga dirinya bisa menyalahkan seseorang atas kondisinya.

Kini dia mencoba untuk membuka hatinya, begitu pula dengan masa lalunya. Di penghujung film, Takumi dan Natsuki memperbaiki kembali hubungan mereka, sementara Daiki akhirnya mengungkapkan rasa sukanya kepada Jun.